Label

Automatic translation of this blog page: Terjemahan otomatis hal blog ini

Jumat, 30 September 2011

B

Glosari (Daftar Istilah)

Badan, body;tubuh

Banir,buttres;
Barang tinggalan,artifact;artefak;barang;
Batas, boundary,
Bejana,container; wadah;
Berpiuh,distorted;terpiuh;
Bobot, weight,
Bundar, circular;
Busur, arc;
Buhun, archaic; bahari;



Barang tembikar, Pecah-belah dari tanah (pottery), - wadah keramik dari tanah liat, yang dalam pembuatannya dibakar ; pembakarannya melalui tungku pengeringan.


Bayang-bayang (shadow) – yaitu area yang terlindung dari cahaya pada sebuah gambar, lukisan, atau karya seni lainnya. Bayang-Bayang pada permukaan sebuah subjek merefleksikan adanya cahaya, dia digunakan untuk menciptakan ilusi bentuk. Kebalikan bagian yang dikenai cahaya terang.



Berperspektif, Memiliki perspektif (foreshortening)- adalah sebuah cara penggambaran atau melukiskan obyek atau orang (dengan menggunakan perspektif garis) sedemikian rupa sehingga menampakkan kembali spasialnya (keruangan) objek yang digambarkan. Hal ini dipergunakan seniman-seniman Eropah secara mencolok semasa jaman renaisan.



Bidang gambar (picture plane) - permukaan lukisan atau gambar



Bubur kertas (paper mache) – adalah material modeling yang dibuat dari surat kabar yang dihancurkan dan dicampur dengan cairan pasta.



Budaya visual (visual culture), adalah kategori yang luas dari  imaji-imaji atau persepsi visual yang hidup pada budaya tertentu. Budaya visual tidak terbatas pada benda seni visual tetapi semua hal yang dapat dilihat dan dirasakan dan merupakan karakteristik imaji yang hidup pada budaya tertentu. Produk-produk seperti filem, kartun, animasi  dan video dapat menggambarkan kakarteristik budaya visual yang khas masyarakat tertentu. 



Indeks Pelaku Seni Indonesia (Indonesian Art & Artist)


B. MUNNI ARDHI, tokoh Seni Rupa Baru 1975, Sama seperti pelukis eksperimental lainnya periode 1970‑1973‑an, sebagai penolakan terhadap gaya 'lirysisme yang dianut oleh generasi tahun 1960‑an, sehingga karya‑karya kelompok ini lebih cendrung "rasional".
BADAN MUSYAWARAH KEBUDAYAAN NASIONAL (BMKN) tempat latihan melukis tahun 1956 di Jakarta oleh Oesman Effendi dan Zaini.
BAGONG KUSSUDIARDJO ,Pelukis, koreografer, Kelahiran Yogyakarta 9 Oktober 1928, Pendidikan Akademi Seni Rupa Indonesia  1950. Banyak mengadakan pameran baik dalam maupun luar negeri. Lukisannya bergaya dekoratif termasuk yang pertama di Indonesia masa 1940‑50‑an. Disamping melukis profesi lainnya adalah penata tari Jawa Moderen. Dia banyak mendapat penghargaan oleh pemerintah atas karya‑karyanya.
BAHARUDIN MS, (Alm). Pelukis , yang muncul masa Jepang. Kritikus Seni yang banyak menulis untuk majalah kebudayaan "Indonesia"
Baoyke, Pelukis muda generasi 80‑an Indonesia, khususnya mashab Yogyakarta, dengan gaya surrealime barunya. Hal ini terjadi akibat pertemuan antara dasar berfikir yang muskil, absurd dan mimpi seperti yang ada dalam dunia fikir Indonesia lama dengan surealisme Barat, melahirkan surealisme para pelukis muda di Indonesia, khususnya di Yogyakarta.
BARLI SASMITAWINATA, Pelukis, Kelahiran Bandung, 18 Maret 1921. Yang muncul masa Jepang ; anggota Perkumpulan pelukis Jiva Mukti, di Bandung  berdiri 1948. Pernah melatih dirinya pada  Kantor Keimin Bunka Shidoso pada zaman Jepang. Tahun 1950‑1956, berada di Belanda untuk belajar pada Pendidikan Tinggi Seni Rupa Amsterdam. Dia banyak mengadakan pameran baik dalam maupun luar negeri. Dia banyak mendapat penghargaan seni dari pemerintah.

BASUKI ABDULLAH, (Alm).   Anak dari pelukis Abdullah Sr.,Pelukis Masa pertama , generasi sesudah Raden Saleh. Berlangsung dalam empat puluhan tahun pertama abad ini pada saat tumbuhnya seni lukis pemandangan alam, Basuki  Abdullah mulai memerhatikan objek alam yang lain seperti manusia, binatang dan seni lukis potret. Walaupun seni lukis pemandangan alam mempunyai kedudukan utama dalam seni lukis mereka. Basuki Abdullah juga mempunyai saudara yang juga seniman, seperti Sudjono Abdullah yang melukis, dan Trijoto Abdullah yang berbakat mematung, namun kepopulerannya  kurang dibandingkan dengan Basuki Abdullah.

BASUKI RESOBOWO, Pelukis yang muncul masa Jepang anggota SIM ( Seniman Indonesia Muda) yang dibentuk di Madiun pada tahun 1946, tetapi yang kemudian pindah ke Surakarta di tahun 1947 dan akhirnya ke Yogyakarta 1948. BASUKI RESOBOWO, gaya seni: Jika S.Sudjojono percaya bahwa lukisan adalah "jiwa nampak". Bahwa watak itu "nampak" pada mutu satuan kwas, warna‑warna, bentuk‑bentuk jadi pada elemen‑elemen rupa dan susunannya, dengan demikian, pelukis dapat menciptakan karya besar, sekalipun ia hanya menggambarkan barang yang kecil atau remeh. Basuki Resobowo dimasa selanjutnya sekitar tahun 1949, mengemukakan pandangan bahwa untuk membuat lukisan diperlukan daya pandang (tenaga visuil) sehingga orang dapat bangkit perasaannya oleh bentuk, garis, warna, "dengan tidak usah memikirkan terlebih dahulu bentuk apa yang dimaksud.
BATARA LUBIS, Pelukis, Pelukis bergaya dekoratif pertama Indonesia masa 1940‑50‑an Kelahiran Hutagodang, Kotanopan Tapanuli Utara, 2 Februari 1927. Mulai belajar melukis dengan Sudarso, Hendra dan Affandi di Yogyakarta. Pendidikan Akademi Seni Rupa Indonesia tahun 1952. Banyak mengadakan pameran baik dalam maupun luar negeri sejak tahun 1955. Selain melukis karya‑karyanya juga banyak dibidang relief dan mozaik.


BATUAN: SENI LUKIS BALI GAYA BATUAN,  yaitu seni lukis balu kuno yang menggunakan warna hitam putih saja sebagai warnanya.
BOEDI SR. Pelukis, kelahiran Surabaya, tahun 1935. Mulai melukis dibawah asuhan Kartono Yudokusumo, di Bandung, sekitar tahun 1954, dan kemudian di Surabaya dengan pimpinan Karjono Js. Bergabung dengan kelompok "Sanggar Angin". Disamping melukis juga anggota panggung Srimulat Surabaya.Pindah ke Jakarta dan menjadi anggota panggung Komedi Ria Jaya. Banyak mengikuti pameran di Surabaya, Jakarta, Bandung, Yogyakarta.
BUMI TARUNG perkumpulan pelukis  di Jogyakarta, 1959 ( Amrus Natalsa),
BUT MUCHTAR, (Alm).  Pelukis, pengajar, pelukis abstrak , staf pengajar Seni Rupa Institut Teknologi Bandung Bandung, terakhir Rektor ISI Yogyakarta. Memulai karirnya di Sanggar Seniman di Bandung tahun 1952, bersama  Kartono Yodhokusumo, Srihadi dan  A.D.Pirous. Kelahiran Bandung 20 Desember 1930. Pendidikan Seni Rupa ITB.Bandung mulai tahun 1952‑1958. Rhode Island school of Design USA, 1960‑1961. Art Student League of New York 1961. Sculpture Center New York 1962, MIT.Cambridge usa.1962. Ketua Departemen Seni Rupa ITB.Bandung mulai tahun 1968‑1970, 1975‑1976. Banyak mengadakan pameran baik dalam maupun luar negeri  antara lain di Bandung, Jakarta, Singapura, Bangkok, New Delhi, Tokyo, london, Zurich, Rio de Janeiro, Brazillia. GAYA SENI LUKIS: Pada awalnya gaya seni lukis But Muchtar umumnya  mengungkapkan pengalamannya tentang alam tanpa melukis benda‑benda alam itu sendiri. Mengandalkan daya ungkap elemen‑elemen rupa serta susunannya. Seringkali, pembagian bidang yang membentuk horison, oleh warna‑warni yang tidak murni dan kaya dengan nuansa, oleh corak teksturnya, oleh ketidak teraturan dan oleh variasi dalam bentuk dan juga susunannya, lukisan‑lukisannya mem perlihatkan rupa yang mempunyai prototipenya dalam alam. Pelukisnya tidak melukis alam, namun lukisannya mempunyai asosiasi dengan alam, perasaan akan alam. Karya‑karya mutakhirnya banyak menggunakan bidang‑bidang warna yang besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar