Label

Automatic translation of this blog page: Terjemahan otomatis hal blog ini

Jumat, 30 September 2011

K

Glosari (Daftar Istilah)

Keimbangan,balance; keseimbangan
Kesenjangan,asymetry;
Key(colour); laras
Kias; analogi
Knockdown(furniture);ungkahan
Komplemen,complementary colour; warna penggenapKria,crafts;
Kualitas,mutu
Kubah,dome;Kuna;antik
Keramik (ceramic)- pembuatan seni visual dari tanah liat, suatu bahan yang berasal dari unsur tanah (bumi). Barang tembikar diproduksi liwat penggunaan proses pembakaran pada sebuah tungku pengeringan untuk membuatnya lebih kuat.
Kolase (collage), adalah teknik seni abad ke duapuluh untuk  membuat gambar dari potongan-potongan- berbagai material, seperti kertas, foto, lembaran kain, kawat, dll., yang dilekatkan pada sebuah permukaan datar.
Komposisi (composition)- adalah pengaturan objek-objek, bentuk-bentuk, warna-warna  pada sebuah sebuah karya seni.
Konsep dan prinsip-prinsip desain (principles of design)- adalah konsep-konsep pengaturan yang berasal dari tradisi seni Eropa Barat, seperti: keseimbangan, irama, pusat perhatian (center of interest), aksentuasi (emphasis), kontras, pengulangan/repetisi, gerakan, variasi, dan kesatuan. Meskipun hasil karya yang bukan dari budaya Eropah dapat mengandung prinsip-prinsip seperti ini, atau tidak diciptakan menurut prinsip-prinsip ini, tetapi karya budaya non Eropa juga tidak harus dinilai menurut prinsip-prinsip seperti ini.
Konsep preskriptif desain, adalah konsep-konsep yang mengatur atau menentukan prinsip-prinsip desain, pengatur itu misalnya sosial, budaya, ekonomi, teknologi dan material. Misalnya penerapan prinsip keseimbangan pada lukisan berbeda  dengan penerapannya pada desain pakaian sebab berpedoman (prescriptif) kepada  anatomi tubuh manusia, sedangkan lukisan berpedoman kepada bidang gambar. Catatan penulis: Penekanan (emphasis) pada seni budaya Minang adalah warna kontras, sedangkan pada budaya barat adalah keharmonisan warna. Ini adalah contoh konsep preskriptif desain yang berasal dari budaya. Konsep preskriptif desain  adalah pengatur terakhir dari sebuah desain selain dari prinsip-prinsip desain (prinsip-prinsip desain juga berlaku pada seni rupa murni)
Kontur (contour) adalah garis besar atau garis tepi di luar  bentuk. Garis kontur akan atau dapat  menggambarkan suatu liwat drawing, lukisan, atau liwat karya seni yang lain.
Kritik seni (art criticism)- adalah bidang yang melakukan pemeriksaan (inquiry), penginterpretasian (interpret) dan penilaian (evaluates) pekerjaan seni visual, yang lazim dilakukan dengan pertimbangan studi komparatif (membandingkan/perbandingan).
Kuas cat (paint brush)- adalah alat yang digunakan untuk mengecat permukaan yang dibuat dari  material yang berbeda-beda
Indeks Pelaku Seni Indonesia (Indonesian Art & Artist)


KABOEL SUADI, Grafikus, Pelukis, pengajar Seni Rupa ITB. Kelahiran Cirebon 7 Nopember 1935. Berdomisili di Bandung. Pendidikan Seni Rupa ITB. Bandung 1964. Hochscule Fur Bildende Kunst, Jerman 1979. Banyak mengadakan pameran baik dalam maupun luar negeri.

KARYONO. JS. (1919‑1972), Pelukis, guru, Kelahiran Singasari, Jawa Timur. Melukis secara otodidak sejak  tahun 1940. Disamping melukis  menjabat pekerjaan sebagai guru, kemudian Kepala Bidang Kesenian pada Jawatan Kebudayaan Surabaya pada tahun 1953‑1964. Kemudian anggota DPRGR. Terakhir menjabat sebagai ketua Dewan Kesenian Surabaya . Banyak mengadakan pameran. GAYA SENI LUKIS: Sesuai dengan latar belakang kehadirannya pada tahun 1940 yang bayak di ilhami oleh  lukisan adegan kehidupan  oleh pelukis asing di Surabaya , diantaranya Adolfs, tertarik pada lukisan manusia dengan adegan kehidupannya. Melalui  realisme ia kemudian mengembangkan corak ekspresionisme yang lebih pribadi. Disamping potret, model dan adegan kehidupan, banyak mengambil tema sejarah dan Perjuangan untuk kemerdekaan RI.
KEIMIN BUNKA SHIDOSO (KANTOR PUSAT KEBUDAYAAN). Dengan datangnya masa penjajahan Jepang di Indonesia (1942‑1945) para pelukis menghadapi keadaan baru. Pemerintah militer Jepang, dalam usaha "membangunkan kebudayaan Timur " untuk "memajukan bangsa Asia Timur Raya" memandang perlu untuk mengerahkan para budayawan  dan seniman untuk mencapai "kemenangan terakhir dalam peperangan".) Maka pada tahun 1945 didirikanlah Keimin Bunka Shidoso ( Pusat Kebudayaan ) yang menyediakan sarana untuk a) Penyediaan ruangan latihan melukis bersama; yang menyediakan modal, b) Penyediaan ruangan untuk pameran bersama, c) Pemberian biaya untuk pameran keliling  kota‑kota besar di Indonesia dengan penyediaan hadiah atau penghargaan terhadap karya, d) Pembiayaan untuk menyelenggarakan kursus menggambar secara teknis, akademis dibawah asuhan Basuki Abdullah, sebagai salah satu programnya. Para pelukis Indonesia memanfaatkan kesempatan ini untuk melatih diri dan melatih bakat‑bakat muda, sekaligus memperkenalkan seni lukis baru kepada masyarakat luas. Para pemimpin Indonesia sendiri juga memberikan tempat latihan melukis di dalam POETRA ( Pusat Tenaga  Rakyat). Dalam pameran keimin Bunka Shidoso, telah muncul nama‑nama baru seperti Otto Djaja, Henk ngantung, Hendra Gunawan, sedangkan Kartono Yudhokusumo telah dimatangkan pada bagian Kebudayaan Poetera. Nama‑nama lain yang juga telah melatih untuk mematangkan diri antara lain Dullah, Barli, Basuki Resobowo, sedangkan nama‑nama angkatan baru yang mulai melukis pada waktu itu Kusnadi, Muchtar Apin, Zaini, Nashar, Shari, Trubus, dan Deracham.
KELAS MENENGAH (BORJUASI EROPAH), adalah golongan kaya pada zaman Belanda yang terdiri dari orang Belanda, pribumi dan bangsa asing lainnya. Sebagai penunjang dari seni lukis masa "Hindia Molek", yang bersifat turistik. Umumnya mereka hanya menginginkan seni lukis yang memperlihatkan keindahan alam dan segi kemolekan manusia.

KINETIC ART, Pengertian , "Kinetic Art" adalah istilah dalam bahasa Inggris yang arti harafiahnya adalah "seni gerak". Secara etimologi (ilmu asal kata) "Kinetic (Inggris) asal katanya adalah "kinesis"(Yunani) yang artinya gerakan; atau "kinetikos = bergerak. Tapi tidak semua seni yang melibatkan gerakan berarti 'Kinetic Art'. Sebenarnya sejak lama para seniman telah tertarik untuk menggambarkan gerakan. Misalnya atlit yang berlari, kuda yang berlari cepat, singa yang menerkam mangsanya dan sebagainya. Namun demikian 'Kinetic Art'  adalah suatu gaya seni yang relatif 'baru' saja muncul dalam pertengahan abad ke dua puluh ini. Sebab selain yang dimaksudkan dengan 'Kinetic Art' tidak sesederhana yang disebutkan diatas, karena seniman 'kinetic' pada dasarnya lebih tertarik pada gerak itu itu sendiri dari pada objek yang digambarkan bergerak. Artinya perbedaan antara penggambaran gerak dan gerak sebenarnya tidak cukup untuk membedakan Seni Kinetik dari bentuk seni lain yang melibatkan gerak. Tidak semua karya yang bergerak disebut 'kinetik' dan juga tidak semua karya kinetik itu bergerak. Dalam arti yang lebih tepat dimana istilah ini digunakan, karya Seni Kinetik harus mempunyai kualitas yang khusus lain selain dari pada bergerak. Setidaknya demikian pendapat Cyril Barret (1981) dalam Nikos Stangos (Concept of Moderen Art)  . Efek dari Seni Kinetik juga dapat dihasilkan oleh penonton yang bergerak disekitar karya atau oleh sentuhan dan perlakuan penonton. Latar belakang : Menurut Barret sejarah Seni Kinetik dapat ditelusuri kembali sejak berkembangnya gaya Futurisme. Konsep Seni Kinetik  untuk pertama kalinya digagaskan oleh sejumlah seniman  Rusia seperti Tatlin, Rodchenko , Naum Gabo dan Pevsner  , dalam rangka mereka mengkritik gerakan Futurisme. Ungkapan mereka ini dapat kita temukan pada 'Realistic Manifesto' yang dipublikasikan oleh Gabo dan Pevsner pada bulan Agustus 1920. Menurut Barrett, apa yang digambarkan Naum Gabo  dan Pevsner pada bentuk seni patung ‑ adalah tentang gerakan ‑ yang sama posisinya dengan struktur, ruang dan imaji, walaupun tidak memiliki posisi yang utama. Mereka sebenarnya tidak ingin meninggalkan keistimewaan patung tradisional, yaitu hal yang pokok dalam patung tradisional: konstruksi ruang. Patung‑patung yang dikerjakan oleh  Gabo maupun Pevsner pada dasarnya adalah statis, meski kesan gerak terungkap melalui  kesan optis misalnya melalui putaran tali yang diregangkan , yang dilihat dari ruang dan tempat tertentu. Penemuan ini menjadi pola dasar Seni Kinetik atau patung kinetik; karya bergerak dari Seni Kinetik menciptakan bentuk pada ruang dengan gerakan penonton .Untuk mengenal Seni Kinetik lebih jauh , kita dapat melihat tulisan Edward Lucie‑Smith dalam bukunya Movement in Art since 1945 (1987) dalam bab Seni Optik dan Kinetik ( Op & Kinetic Art) , yaitu  pendapatnya tentang seni Vasarelly ( seorang seniman Optik). Bagi Vasarelly , kinetic itu penting karena dua alasan : pertama , alasannya yang bersifat personal yaitu tentang ketertarikan Vasarelly sejak kecil terhadap gerak. Kedua karena suatu gagasan bahwa suatu  seni dua dimensi menjadi hidup karena efek‑efek optis yang terjadi pada mata sebenarnya juga mengesankan gerak ) Menurut pendapatnya ada karya seni yang sebenarnya statis tetapi bergerak dan berubah, gerakan ini dapat terjadi baik pada seni dua dimensi maupun pada seni tiga dimensi. ) Namun demikian Smith menegaskan bahwa harus dibedakan antara karya‑karya seni yang benar‑benar bergerak dengan seni yang statis. Menurut Smith, maka kategori Seni Kinetik seakan‑akan terletak pada batas‑batas suatu seni yang sebenarnya dihasilkan oleh mekanik (gerak yang sebenarnya) dan bukan oleh manusia (semata‑mata) mata manusia maksudnya.  
KONSTRUKTIFISME (COSTRUCTIVSM). Gaya seni di Eropah. Pada awalnya istilah  konstruktifisme adalah istilah yang digunakan untuk menyatukan isu‑isu disekitar "seni" dan "ideologi " ketika paska‑revolusi Rusia yang dikaitkan dengan masalah estetika. Faham ini mengenyampingkan atau menolak peniruan (sebagai seni representasi lazimnya) , mereka menyelidiki ciri‑ciri estetik dan kepraktisan dari pada materi‑materi moderen, menekankan pada fungsi sosial  seni. Upaya mereka itu diantaranya menggabungkan masalah estetika dengan industri (desain).Nama‑nama seperti Tatlin, Rodchenko, Lissitzky dan Malevich adalah mereka yang terlibat dalam penggabungan sistem kerjasama antara seniman dan desainer produk. Namun demikian Gabo dan Peusner dalam "manifesto Realistiknya" (1920) percaya bahwa karya seni haruslah non‑sosial dan non‑utilitarian (terpakai). Pameran seni di Rusia (Berlin) pada tahun 1922 yang diselenggarakan oleh Lissizky, memperkenalkan  konstruktifis  Soviet kepada masyarakat Eropah ,sebagaimana halnya Peusner & Gabo yang meninggalkan Rusia pada tahun 1921. Faham para penganut konstruktifis diajarkan di Bauhaus pada tahun 1923 oleh Maholy Nagy. Prinsip‑prinsip dari konstruktivis dirumuskan di Eropah melalui program pendidikan di Bauhaus. Maholy Nagy misalnya berusaha menjauhi faham mistis dari Piet Mondrian, Kandinsky, Malevich. Seni abstrak katanya adalah pengasah untuk menajamkan mata, pikiran dan perasaan. 
KRISNA MUSTAJAB, Pelukis. Kelahiran Mojokerto 4 desember 1931. Pelukis, anggota kelompok "Sanggar Angin" di  Surabaya  sekitar tahun 60‑an Berdomisili di Surabaya. Pendidikannya hanyalah SMA 1951‑1953, dan PTES, 1954‑1955. Dia adalah pelukis otodidak Surabaya. Banyak mengadakan pameran baik dalam maupun luar negeri. 
KUBU SARAWAN, Pelukis muda generasi 80‑an Indonesia, khususnya mashab Yogyakarta, dengan gaya surealime barunya. Hal ini terjadi akibat pertemuan antara dasar berfikir yang muskil, absurd dan mimpi seperti yang ada dalam dunia fikir Indonesia lama dengan surealisme Barat, melahirkan surealisme para pelukis muda di Indonesia, khususnya di Yogyakarta.
KUBUSISME/KUBISME, Faham seni di Eropah, Aliran ini di Indonesia sering salah kaprah disebut "kubis" kemudian ditambah "isme" dibelakangnya untuk menunjukkan  suatu aliran. Sebenarnya tidak ada hubungannya dengan nama  kubis (sejenis sayuran) ini. Oleh karena itu tidak salah kalau menyebutnya  "aliran kubus" (Kubusisme) sebagai ganti dari "kubis" itu. Konsep 'cubism'  (Kubusisme): Aliran 'cubism' dimulai di Paris pada tahun 1906, dipelopori oleh Picasso dan Braque, dimana mereka pertama kali bekerja dan akhirnya menemukan hal yang sama dan menjadi teman karib. Secara umum diakui bahwa gerakan ini diawali oleh karya Picasso 'Les demoiselles d'Avignon', yang dibuat antara tahun 1906‑1907 dan kemudian karya 'Nude' Braque (1907‑1908). Nama kubus (cubes) berkaitan dengan bentuk‑bentuk kubus yang aneh temuan mereka. Nama ini mula‑mula digagaskan oleh Louis Vauxcelles, seorang kritikus seni Perancis bersama dengan mereka. Pada tanggal 14 Nopember 1908, Louis menulis tinjauan pameran lukisan Braque di Galleri Kahnweiler.  ) Kubusisme dipercayai sebagai suatu aliran  yang muncul atas dasar pemikiran teknik merepresentasikan objek. Pada masa itu berlangsung semboyan l'art pour l' Art' ( seni untuk seni ), maksudnya sebuah karya seni haruslah berdiri sendiri sebagai karya seni. Jadi dia tidak mewakili apapun sebagaimana seni representasional yang mencoba menggambarkan sesuatu (alam misalnya). Konsep aliran ini akhirnya  adalah suatu metoda untuk menggambarkan dan merekonstruksi kembali struktur bentuk dari sebuah objek sesederhana mungkin. Dalam memilih objek  yang akan digambarkan hampir selalu bentuk‑bentuk benda yang dekat dengan seniman, mereka tidak lagi memilih objek untuk ditiru sebagaimana adanya. Sehingga pertanyaan 'what' ( apa itu  yang digambarkan) tidak penting lagi bagi mereka dibandingkan dengan pertanyaan 'how'  (bagaimana cara melukis)  yang dianggap lebih utama.Barangkali Kubusisme adalah suatu gerakan yang sangat revolusioner dalam masa awal seni rupa moderen. Pada dasarnya Kubusisme adalah salah satu cara untuk melihat alam dan melihat karya seni rupa , perbedaannya hanyalah pada berbagai cara seniman untuk mengungkapkannya. Sebenarnya sejak zaman Renesan para pelukis telah menggunakan illusi keruangan (spatial illution) berdasarkan sistem garis dan perspektif atmosfir. Pengamat memandang sebuah lukisan, sebagaimana mengobservasi sebuah kubus pada ruang yang memberikan illusi kedalaman yang diciptakan oleh pemunduran geometris  objek berdasarkan skalanya dan pemunculan garis outline yang menonjol dari objek, sehingga objek yang digambar diungkapkan dalam suatu distansi.


KUSNADI, Pelukis, kritikus, fotografer dan pengajar pada Akademi Seni Rupa Indonesia (1950) . Pada mulanya dia adalah Anggota Pelukis Rakyat yang didirikan oleh Affandi karena bertentangan dengan SIM Pada tahun 1950 keluar dari pelukis Rakyat karena  perkumpulan ini terlibat politik (komunisme: Lekra ) dan membentuk Pelukis Indonesia, dengan anggotanya antara lain Sholihin dan Bagong Kussudiardjo . Mulanya dia  yang muncul masa Jepang di Keimin Bunka Shidoso ( Pusat Kebudayaan ) yang didirikan di zaman pemerintahan Jepang. Mengajar di Pendidikan Akademi Seni Rupa Indonesia , STSRI‑ASRI, menjadi kritikus seni, terakhir bekerja di Dep.P dan K Pusat Jakarta, bidang kesenian.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar